SOCIAL MEDIA

Saturday, April 4, 2020

KUNCI KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DALAM MENGHADAPI WORK FROM HOME



Ini resume dan insight dari live instagram pak Ronny Gunarto dan mbak Okina Fitriani 29 Maret 2020 tentang Kunci Komunikasi Suami Istri Dalam ‘Work From Home”.

Ternyata Work From Home (WFH) yang seharusnya bisa membangun kedekatan, justru dikeluhkan bisa mengasilkan pertengkaran suami istri.
Udahlah suami kerja dari rumah, anak belajar dari rumah, tambah asisten di rumah diliburkan, jadi pemicu keributan kecil bahkan besar.

WFH sama seperti bekerja biasanya, hanya lokasinya saja yang dulunya di kantor dari jam sekian sampai jam sekian, sekarang jadi di rumah. Jam kantor, tanggungjawab, tugas, meeting, dan sebagainya yang harus dipenuhi masih sama. Jadi, menurut pak Ronny, orang yang WFH tidak bisa juga dibebani tugas rumah atau mengurus anak seharian penuh, walaupun fisik mereka ada di rumah.

Lalu bagaimana seharusnya menyikapi Work From Office menjadi Work From Home?
·      Jeda Waktu Di Kantor
Menurut pak Ronny bekerja itu kan nggak ada yang saklek-jumeklek. Waktu kita bekerja dikantor ada yang namanya jeda-jeda pendek, contohnya untuk membuat kopi, ngemil gorengan (*eh ini mah saya pas dulu kerja. Hahaha…), ngobrol ringan dengan teman kantor. Jeda ini yang terkadang tidak ada hubungannya sama kerjaan.
Saat bekerja dari rumah, jeda-jeda ini tentu tetap ada. Maka, mari jadikan sebagai waktu untuk memperkuat komunikasi dengan pasangan dan anak.  Kita bisa say hello, membantu anak atau pasangan, atau sekedar kecup-kecup kening pasangan sekejap. *eh
Kuncinya adalah kemampuan mengantur waktu. Jangan sampai justru mengganggu tanggungjawab kita juga sebagai pekerja.

·      Waktu di Perjalanan
Saat bekerja di kantor, kita menghabiskan sekian menit bahkan jam untuk perjalanan pulang-pergi dari rumah-kantor. Sebaliknya, saat bekerja dari rumah, kita bisa menggunakan waktu tersebut untuk keluarga.


4 Kunci Komunikasi Suami Istri Pak Ronny Gunarto dan mbak Okina Fitriani Menghadapi WFH :
1.    Briefing dan Kesepakatan
Pak Ronny dan mbak Okina melakukan briefing dan diskusi kesepakatan yang diikuti seluruh anggota keluarga sebelum memulai Work From Home dan Learn From Home. Saat bekerja dari rumah harap diingat bahwa ada waktu-waktu tertentu dimana antar anggota keluarga tidak saling mengganggu, misalnya saat meeting. Lalu, antar anggota keluarga saling menginformasikan rencana kegiatan baik secara harian maupun mingguan, tergantung kesepakatan.

Lalu bagaimana jika suami istri WFH?
Ada kondisi dimana suami istri bekerja dan keduanya WFH. Disisi lain, mereka memiliki balita atau anak yang harus dijaga, sedangkan di rumah tidak ada oranglain yang dapat dimintai bantuan. Lalu di satu waktu ternyata ada jadwal meeting bersamaan. Ujung-ungnya pasangan ini jadi rungsing seharian.

Mari diskusikan dengan pasangan. Selama kedua orangtuanya meeting, anak bisa melakukan kegiatan atau permaianan apa yang bisa dilakukan secara mandiri. Jika ingin menggunakan screen time, pastikan kedua orangtua sudah melihat dan memeriksa isi konten yang akan dilihat anak.

2.    Data

“Kenapa sih laki-laki itu susah dikasih tau?!”
“Suamiku tidur melulu!”
“Kenapa ya suamiku masiiih aja taroooh handuk sembarangan!”
“Bolak-balik dibilangin tetep aja tutup odol nggak ditutup!”

Cek kalimat yang kita sampaikan, “laki-laki susah dikasih tau,” adalah bentuk kalimat distorsi pola bahasan Milton model. Milton model adalah pola bahasa untuk komunikasi hipnotis dari Milton Erickson. Kalimat distorsi “kenapa sih laki-laki itu susah dikasih tau?!” yang kita sebut berulang-ulang menjadi labelling yang berujung pada limiting belief atau keyakinan yang tidak memberdayakan.

Saat berkomunikasi dengan siapapun sebaiknya menghindari menggunakan kalimat-kalimat labeling. Kalimat labeling akan membentuk mental block. Maka, alih-alih labeling, silahkan reframing, “wah, mungkin aku belum menemukan cara efektif untuk kasih tahu suamiku.” Pemilihan frame yang tepat akan menghasilakan emosi yang tepat. Emosi yang tepat akan menghasilkan respon yang tepat. Hari-hari kita akan terasa lebih indah, sejuk, damai, tentram.

Lalu bagaimana cara efektif menegur pasangan?
·      Tegur dengan data.
Catat secara pribadi dengan cara ternyaman dan paling mudah dilakukan untuk berbagai kegiatan yang dilakukan pasangan. Misal kita kok rungsing setiap memberitahu suami tentang sesuatu, kok beliau selalu denial. Silahkan kumpulkan datanya. Bisa 3 hari, 5 hari atau seminggu. Setelah data terkumpul, lihat berapa kali dalam sehari suami kita “sulit diberitahu”?

Data yang kita miliki akan menaikkan logika. Tanpa data, maka pasangan akan defensive.

Setelah melihat data selama 5 hari misalnya, maka kita akan sadar dititik mana saja “suami susah diberitahu.”

·      Tegur dengan kalimat yang spesifik.
“Sayang, aku lihat 5 hari ini saat ayah lebih dari dua jam di depan laptop itu kalau diajak diskusi selalu menghindar. Apa yang bisa aku bantu, sayang?”
Sambil tersenyum tulus karena ingin membantu, bukan modus. Hahaha…

·      Tegur dengan santun
Semakin menegur pasangan dengan ngomel dan kasar, maka semakin menolak pasangan untuk mengikuti apa yang kita sampaikan.

Sampaikanlah dengan bahasa yang lemah lembut dan santun.

اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى. فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
“Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS Thaahaa, 43-44)

Ayat ini mengisahkan tentang dakwah yang dilakukan oleh Nabi Musa dan Nabi Harun kepada Fir'aun. Fir’aun memerintah Mesir dengan cara yang sangat kejam dan diktator, sehingga tidak ditemukan dalam sejarah manusia ada seorang penguasa yang melebihi kekejaman dan kediktatoran Fir'aun. Terhadap Fir’aun saja Alloh swt masih memerintahkan dengan qoulan layina”. Qoulan layina dalam ayat ini secara harfiah bermakna ucapan yang lemah lembut. Kalau dengan Fir’aun yang kejam saja harus berlemah lembut, masa si suami kita lebih kejam dari Fir’aun?

لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

Berbicaralah dengan kata-kata yang lembut, menjadikan orang lain lebih mudah untuk memperhatikan apa yang kita sampaikan kepadanya. Sebaliknya, kalimat kasar hanya akan membuat orang lain menjadi defensive. Selain itu, efek santun dalam mengingatkan ternyata memberikan ingatan yang lebih permanen daripada dengan cara ngomel-ngomel.

3.    Membangun Kedekatan
Orang akan cenderung mengikuti orang yang disukainya. Coba deh diingat-ingat saat kita pacaran dulu, kalau kita minta pasangan melakukan A, pasti dia akan melakukan A, kalau kita pengen B, pasti dia akan mencarikan B.

Bagaimana caranya menjadi pribadi yang disukai pasangan?
Untuk menjadi pribadi yang disukai pasangan, marilah kita menjadi orang yang menyenangkan. Dalam teori komunikasi ini disebut dengan likeness.

Lalu, silahkan mencari tahu, apa sebetulnya kebutuhan dasar pasangan kita. Setelah kita tahu apa kebutuhan dasar pasangan kita, silahkan penuhi kebutuhannya.

Menurut Tony Robbins ada 6 Dasar Kebutuhan Manusia :
1. Certainty: Assurance you can avoid pain and gain pleasure
2. Uncertainty/Variety: the need for the unknown, change, new stimuli
3. Significance: feeling unique, important, special or needed
4. Connection/Love: a strong feeling of closeness or union with someone or something
5. Growth: an expansion of capacity, capability or understanding
6. Contribution: a sense of service and focus on helping, giving to and supporting others.

Menurut Tony Robbins, ini merupakan 6 kebutuhan dasar manusia. Proporsi kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Ada yang signifikan menjadi yang paling penting, namun ada juga yang kebutuhan cinta dan koneksi dengan orang lain menjadi yang terpenting. Penuhi setidaknya 3 kebutuhan dasar pasangan. Orang yang terpenuhi kebutuhan dasarnya, maka akan addicted. Jadi apapun yang kita sarankan jadi mudah diterima.

Contoh :
Kebutuhan dasar saya salah satunya adalah contribution. Maka, untuk memenuhi kebutuhan dasar saya ini, suami mengijinkan saya sharing dan membantu orang lain lewat berbagai kegiatan bersama sahabat-sahabat saya di Enlightening Parenting.

Apresiasi
Jangan lupa untuk mengapresiasi apapun yang dilakukan pasangan, walaupun terlihat sepele dan biasa. Orang yang merasa dihargai usahanya akan tumbuh keinginan untuk melakukan yang lebih baik lagi. Apresiasi juga jadi salah satu kunci perubahan.

4.    Ketajaman Indra
Ini merupakan salah satu pilar perubahan dalam Enlightening Parenting yang bisa digunakan di semua hubungan, termasuk komunikasi dengan pasangan. Pertajam indra kita untuk menangkap gerakan tubuh, reaksi spontan, predikat yang digunakan, dan membaca tanda-tanda rapport sudah terbangun atau belum. Tanda-tanda bahwa rapport sudah terjalin adalah sikap tubuh tidak defensive, seperti melipat tangan ke dada dan posisi tubuh tidak menjaga jarak. Ketajaman indra juga diperlukan untuk melihat apakah tujuan komunikasi kita sudah mendekati hasil atau justru menjauh. Predikat yang digunakan pasangan saat berkomunikasi menunjukkan indra mana yang sedang aktif digunakan. Menanggapi cerita sesuai dengan indra yang sedang digunakan akan membuat pasangan merasa dimengerti (The Secret of Enlightening Parenting, 2018).

Contoh yang diberikan pak Ronny :
Pasangan pulang kantor dengan kondisi masih berkeringat dan bercerita terkena macet berjam-jam. Kita menganggapinya dengan dingin, karena merasa itu adalah hal yang biasa saja. Belum selesai suami bercerita, kita justru ngomel karena suami pulang terlambat dan minta tolong ini itu. Kondisi seperti ini rawan membuat pasangan menjadi emosi.
Jadi, kita harus menggunakan ketajaman indra untuk melihat mood pasangan. Kalau kita melihat pasangan berkeringat dan terlihat lelah, maka kita bisa sampikan, “sambil Bapak mandi dulu, mama siapkan teh hangat ya.”
Percayalah setelah itu, maka state emosinya pasangan akan berubah.

Menurut pak Ronny, selama yang disampaikan kita itu masuk akal, maka pasangan sebetulnya pasti mau mengikuti. Penolakan biasanya terjadi karena situasi dan kondisi kita dalam menyampaikan kurang tepat.

“Don’t Sweat The Small Stuff”
Ini merupakan salah satu perwujudan visi misi di keluarga pak Ronny Gunarto dan mbak Okina Fitriani. Sesuatu yang tidak beresiko menyebabkan masuk neraka, maka mereka nggak akan saling meributkan.
Contoh :
Jika pasangan lupa mengembalikan handuk pada tempatnya, maka ya tinggal kita ambil dan kembalikan saja. Toh lupa naruh handuk kan tidak menyebabkan masuk nerakan. Kalau ternyata kita malas membereskan, ya tidak perlu dibereskan. Mudah kan?

Setiap orang dibesarkan dengan didikan dan cara yang berbeda di setiap keluarga. Kita mengenal pasangan kita di umur tertentu, maka tentu tidak akan sama 100% baik dalam sikap maupun pemikiran. Berkompromilah selama itu hal-hal kecil yang tidak menyebabkan seseorang masuk neraka. Itulah pentingnya visi misi keluarga. Dengan punya visi misi, kita sudah sepakat dan sejalan dalam hal-hal yang fundamental, sehingga lebih mudah untuk tidak meributkan hal-hal kecil.


Sesi Tanya-Jawab

Bagaimana kalau suami meminta “berhubungan” terus menerus sedangkan anak tidak ada yang menemani?
Jawab:
Oksitosin itu kan bagus untuk menaikkan imunitas. Love hormone.
Tapi, jika saat “melakukan” justru menjadi beban, maka mari diskusikan dengan suami. Sampaikan realita yang ada dan tanyakan apa saran suami lalu jadwalkan.


Jika pasangan kita malas sholat bagaimana?
Jawab:
Pertama. Jika ternyata kita sudah tau bahwa pasangan kita malas sholat sejak sebelum memutuskan untuk menikahinya, maka itu termasuk bagian dari tanggungjawab kita dalam mengambil keputusan jaman dulu. Jadi, nasehati saja dengan santun. Reframing dengan “ini lahan pahala buatku.”
Rosulullah saw saja tidak bisa hanya satu kali dalam menasehati kaumnya lalu seluruh kaumnya menurut kepadanya. Jadi, bersabarlah dan tetap santun dalam mengajak kebaikan.

Kedua. Namun jika ternyata dulu pasangan kita rajin sholat, namun berjalannya waktu lalu menjadi malas sholat, berarti terjadi penurunan. Mari kita lihat pengaruh kita bagaimana. Dan tetap ajak kepada kebaikan dengan santun dan sabar, karena yang dinilai Alloh adalah upaya, bukan hasil.

Ketiga. Ada juga kondisi dimana ternyata awalnya keduanya tidak rajin beribadah,tapi si istri ikut banyak kajian. Akhirnya si istri ilmunya makin bertambah, sedangkan suami menjadi “tertinggal”. Maka, tetap kembali ke kunci komunikasi suami istri, yaitu tetap santun. Nasehati dengan qoulan layina”. Toh suami kita tidak lebih jahat dari Fir’aun, kan?


Bagaimana menghadapi suami yang beralasan bosan dan lebih memilih main game dan HP?
Jawab:
Setiap orang jika dihadapkan pada pilihan, pasti akan lebih memilih yang lebih menarik dan menyenangkan. Setiap orang kan punya kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seperti yang sudah dijelaskan diatas menurut Tony Robbins. Itulah kenapa banyak suami lebih senang di kantor daripada di rumah, karena kebutuhan dasarnya terpenuhi di kantor daripada di rumah. Di rumah, suami mendapati istri yang cemberut, bicara seenaknya dengan penampilan ala kadarnya.Sedangkan di kantor suami merasa dihargai dan diperhatikan, karena mendapat pujian dari rekan kerja, kalau dia berbicara itu diperhatikan, rekan kerja tersenyum ramah.
Bisa jadi di rumah tidak ada kegiatan lainnya yang membuat suami lebih tertarik. Jadi, yuk buat lingkungan rumah dan diri kita lebih menarik dari kantor dan game. Berikan pilihan yang apple to apple. Jangan diminta memilih bermain game atau ngepel rumah, ya jelas pilih ngegame.


Bagaimana cara membuat kesepakatan dengan pasangan, karena suami sudah “kabur” duluan saat diajak diskusi WFH?
Jawab:
Kembali ke kunci komunikasi suami istri.
Saat memulainya pakai kalimat pembuka, “Sayang, aku lihat selama seminggu ini saat kerja dari rumah kita justru jadi rungsing dan ada beberapa hal yang bikin nggak nyaman. Yuk kita atur bareng yuk, sayang penginnya gimana?”


Disaat seperti ini bagaimana menghadapi masalah ekonomi?
Jawab:
Kita harus menyiapkan kemungkinan-kemungkinan dengan berbagai what if scenario. Misalnya menyiapkan langkah apa saja saat kontrak kerja suami tidak diperpanjang. Kuncinya terbukalah dengan pasangan dan diskusikan.
Jangan memendam sendiri, walaupun maksudnya baik, karena bisa membuat luapan-lupaan emosi yang tidak stabil.
Suami manapun, pasti akan senang kalau istri support dan siap menghadapi situasi krisis ini bersama-sama.

Kedua. Kita harus jadi pribadi yang adaptive dan fleksibel dengan perubahan.

Ketiga. Tawakal.
Ikhlas dengan segala ketentuan Alloh swt. Misal kita harus dirumah dan mencancel berbagai kegiatan bisnis dengan niat baik untuk mencegah penularan virus, maka Alloh swt pasti akan menolong kita. Alloh swt sudah mengukur kemampuan kita. Teguh dan yakin.


Reframing seperti apa agar ikhlas dengan wafatnya ibunda, karena sering kecewa dan bersalah belum memberikan yang terbaik?
Jawab:
Tidak ada seorang anakpun yang bisa memberikan yang terbaik kepada ibunya, bahkan jika kita gendong beliau saat pergi haji.

Dari Abi Burdah, ia melihat melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung,
إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ –  إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا[1] لَمْ أُذْعَرُ ثُمَّ قَالَ : ياَ ابْنَ عُمَرَ أَتَرَانِى جَزَيْتُهَا ؟  قَالَ : لاَ وَلاَ بِزَفْرَةٍ وَاحِدَةٍ[2] ، ثُمَّ طَافَ ابْنُ عُمَرَ فَأَتَى الْمَقَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ قَالَ : يَا بْنَ أَبِى مُوْسَى إِنَّ كُلَّ رَكْعَتَيْنِ  تُكَفِّرَانِ مَا أَمَامَهُمَا .

Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.
Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.
Orang itu lalu berkata, “Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?”
Ibnu Umar menjawab, “Belum, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” Beliau lalu thawaf dan shalat dua raka’at pada maqam Ibrahim lalu berkata, “Wahai Ibnu Abi Musa (Abu Burdah), sesungguhnya setiap dua raka’at akan menghapuskan berbagai dosa yang diperbuat sesudahnya.”(HR. Bukhari)


Begitu besar jasa orang tua terutama ibu. Satu tarikan nafas saat melahirkan kita saja tidak bisa kita balas. Tugas kita menaikkan derajat orangtua dengan terus mendoakan dan melakukan amal kebaikan. Apa yang kita lakukan kan hasil didikan orangtua. Misal dengan menulis buku.
Saat menulis buku, Mbak Okina niatkan apabila bukunya bermanfaat, maka pahalanya juga akan mengalir pada alm ayahandanya juga. Karena alm ayahandanyalah yang mengilhami mbak Okina dan menggerakkannya untuk menulis.


Bagaimana memahami kekurangan suami saat kekurangan itu membuat istri malu?
Jawab:
Satu. Kita itu tidak boleh sombong. Orang yang sombong tidak mencium bau surga.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ»
“Tidak akan masuk ke dalam surga seseorang yang di dalam hatinya ada setitik kesombongan.” (HR. Muslim, no. 275)

Kalau kita sampai malu pada pasangan, berarti kita merasa udah hebat banget. Kalau kita saja punya kekurangan, pasti pasangan kita juga punya. Jadi, penting untuk memahami kekurangan dan mengingat bahwa setiap manusia pasti punya kekurangan.
Jangan cintai pasangan apa adanya, tapi meningkat lebih baik bersama.

Kalau ternyata suami nggak nyambung saat berkomunikasi dengan oranglain, ya dengan niat untuk menutup aib suami ya kita jangan ngajak beliau bicara didepan orang lain.
Kalau suami kita nggak malu dengan kondisi tersebut, ya kita juga nggak perlu malu, karena tugas pasangan itu sebagai “libas”.

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ 

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” (Q.S. Al-Baqarah[2]: 187).

Kata “libas” artinya pakaian. Fungsi pakaian secara umum sebagai penutup aurat, penghangat badan, mempercantik dan memperindah diri. Makna pakaian bagi pasangan suami istri yaitu saling menutupi keburukan di antara keduanya. Pasangan suami istri tidak boleh membeberkan keburukan masing-masing kepada orang lain. Bahkan kepada orang tua sendiri.


Bagaimana kalau suami istri beda frekuensi?
Jawab:
Sebetulnya tidak ada yang namanya beda frekuensi. Kita berbeda karena kita tidak mau menyamakan, merasa “lebih”.


Bagaimana jika suami disukai banyak rekan kerja wanita di kantor dan istri merasa cemburu?
Jawab:
Masalah perilaku suami itu adalah tanggungjawab pribadi suami dengan Alloh swt. Kalau suami diluar sana ternyata maksiat atau jahat itu akan menjadi tanggung jawab dia dengan Alloh swt.

Yang terpenting adalah bagaimana kita dalam membersamai titipan Alloh swt berupa suami yang Alhamdulillah baik dan doakan suami selalu di jalan Alloh swt.

Diluar pasti banyak yang menarik, tapi bagaimana kita sebagai istri menjaga performance, interaksi, mengapresiasi dan memahami kebutuhan pasangan. Kalau kita sudah jadi istri “paket komplit” yang memeuhi kebutuhan pasangan, maka pasangan insyaalloh tidak akan “melihat-lihat” yang lain.

Lengkapnya silahkan simak disini :


2 comments :

  1. mba Nuri terima kasih banyak ya udah aktif sharing-sharing materi dari EP. Membantu bgt untuk saya yg pingin ikut EP tp waiting list masih ratusan :D
    saya nyimak juga post mengelola self talk di IG.

    ReplyDelete