Semakin Pecicilan Anak, Semakin Bagus Untuk Perkembangannya!
"Aduh anakku pecicilan amat sih!"
"Haduhh Nak, mbok diem tho!"
Eiitsss.. nanti dulu buibu. Anak pecicilan, kagak mau diem, suka aktivitas fisik itu ada bagusnya lho!
Aktivitas fisik untuk anak usia dini merujuk pada berbagai jenis gerakan fisik yang melibatkan gerakan tubuh seperti berlari, melompat, bermain, dan berbagai bentuk olahraga ringan yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Ternyata banyak penelitian membuktikan bahwa aktivitas fisik yang dilakukan anak-anak ada hubungannya sama perkembangan otak anak tersebut.
1.Aktivitas Fisik Menstimulasi Kognitifnya
Aktivitas fisik dapat meningkatkan aliran darah ke otak, yang pada gilirannya meningkatkan oksigenasi dan nutrisi ke sel-sel otak. Hal ini dapat memperbaiki fungsi kognitif seperti pemikiran, perhatian, dan memori. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi produksi neurotransmitter seperti dopamin dan serotonin, yang berperan dalam regulasi suasana hati, motivasi, dan fungsi kognitif. Dengan demikian, aktivitas fisik dapat memberikan stimulus positif pada aktivitas otak yang berhubungan dengan kognisi.
Selain itu, aktivitas fisik juga dapat memengaruhi struktur otak dan plasticitas sinaptik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat meningkatkan volume otak, terutama di area yang terkait dengan fungsi kognitif seperti memori, perhatian, dan pemecahan masalah. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat meningkatkan produksi faktor neurotrofik seperti Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), yang berperan dalam pertumbuhan, diferensiasi, dan kelangsungan sel-sel saraf. BDNF dapat meningkatkan plasticitas sinaptik dan memperbaiki fungsi kognitif. Dengan demikian, berbagai mekanisme ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat memberikan dampak positif pada kognisi anak usia dini melalui pengaruhnya pada aliran darah otak, neurotransmitter, struktur otak, dan faktor neurotrofik.
2.Peningkatan Sirkulasi Darah ke Otak
Anak yang aktif ternyata sirkulasi darahnya ke otaknya juga bagus. Aliran darah yang lebih baik ke otak membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel otak untuk berfungsi secara optimal. Hal ini dapat meningkatkan aktivitas otak dan memperbaiki fungsi kognitif seperti pemikiran, perhatian, dan memori. Selain itu, peningkatan aliran darah ke otak juga dapat membantu dalam proses neurogenesis atau pertumbuhan sel-sel otak baru, yang dapat meningkatkan plasticitas otak dan kemampuan belajar.
Manfaat dari peningkatan sirkulasi darah ke otak melalui aktivitas fisik termasuk peningkatan fungsi kognitif seperti pemikiran yang lebih tajam, perhatian yang lebih baik, dan kemampuan memori yang lebih baik pada anak usia dini. Dengan adanya oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel otak dapat bekerja secara optimal, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan belajar dan pemecahan masalah pada anak-anak. Selain itu, peningkatan sirkulasi darah ke otak juga dapat membantu dalam menjaga kesehatan otak secara keseluruhan dan mencegah gangguan kognitif di kemudian hari. Oleh karena itu, aktivitas fisik yang meningkatkan sirkulasi darah ke otak dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perkembangan kognitif anak usia dini.Meningkatnya sirkulasi darah ke otak ini dapat meningkatkan pasokan oksigen dan nutrisi ke sel-sel otak. Hal ini mendukung fungsi otak yang optimal dan perkembangan kognitif yang sehat.
Jadi jelas keliatan hubungan yang erat antara keterampilan motorik dan fungsi kognitif. Melalui aktivitas fisik yang melibatkan gerakan tubuh dan koordinasi, anak dapat mengembangkan keterampilan motorik yang juga berkontribusi pada perkembangan kognitif mereka.
Lalu jangan cuma sekali dua kali ya bu, sebaiknya aktifitas fisik itu rutin. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang rutin dilakukan tidak hanya berdampak pada kognisi, tetapi juga dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, termasuk aspek fisik, emosional, dan sosial. Dengan rutin berolahraga, anak-anak dapat mengembangkan kebiasaan hidup sehat sejak dini, yang dapat berdampak positif pada kesehatan mereka di masa dewasa. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat membantu dalam mengurangi risiko obesitas, penyakit jantung, dan gangguan kesehatan lainnya. Dengan demikian, melakukan aktivitas fisik secara rutin pada anak usia dini tidak hanya mendukung perkembangan kognitif mereka, tetapi juga menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Sumber:
A. D., & Smith, P. K. (1998). Physical activity play: The nature and function of a neglected aspect of play. Child Development, 69(3), 577-598.
Hills, A.P., King, N.A. & Armstrong, T.P. (2007). The contribution of physical activity and sedentary behaviours to the growth and development of children and adolescents. Sports Medicine, 37(6).
McLachlan, C., Fleer, M., & Edwards, S. (2010). EARLY CHILDHOOD CURRICULUM Planning, assessment and implementation. New York: Cambridge University Press.
National Association for Sport and Physical Education (2002). Active Start: A statement of physical activity guidelines for children birth to five years. Retrieved 25/02/2009 from http:www.aahperd.org/naspe/template.cfm?template=ns_active.html
Nan Zeng, Mohammad Ayyub, Haichun Sun, Xu Wen, Ping Xiang, Zan Gao, “Effects of Physical Activity on Motor Skills and Cognitive Development in Early Childhood: A Systematic Review”, BioMed Research International, vol. 2017